Senin, 03 Desember 2012

Love Actually Chapter 2


Masa-masa Penggangguran

Semenjak diberhentikan dari pekerjaannya sebulan yang lalu Elizabeth belum juga mendapat pekerjaan sebagai governess lagi. Kegiatannya akhir-akhir ini praktis hanya mengurusi rumah. Dan tinggal di rumah jelas-jelas tidak mendidik bagi Elizabeth. Belum lagi sangat membosankan. Dan juga membuatnya selalu uring-uringan. Banyak sebenarnya yang bisa ia kerjakan, seperti membantu bibinya memasak, mengurusi laundri, membersihkan dan menata rumah, dan tetek bengek lainnya. Tapi bagi Elizabeth itu semua bukan pekerjaan yang ingin dia lakukan. Maka tidak heran jika mulutnya selalu mengoceh dan mengeluh setiap kali mengerjakan salah satu tugas yang diberikan Bibinya. Dan Bibi Charllote yang mulai sebal dengan tingkahnya akhirnya memberi tugas yang dirasanya akan cukup memberi jarak cukup jauh bagi telinganya untuk bisa mendengar keluhan Elizabeth yaitu dengan menyuruhnya menyiangi kebun yang terletak disamping rumah.
Sebenarnya pekerjaan rumah tidaklah terlalu berat, karena Elizabeth hanya tinggal bersama dengan ayahnya, bibi serta pamannya. Bibi Charllote biasa mengurusi sendiri rumah tangganya setelah suaminya, kakaknya dan Elizabeth pergi bekerja. Paman Henry dan Pak Montgomery bekerja di ladang Bradford tidak jauh dari situ. Namun setelah Elizabeth mengganggur, mau tidak mau ia ikut membantu bibinya, walaupun menurut Bibi Charllote lebih sebagai gangguan daripada bantuan. Maka betapa sangat terkejutnya dia...yaa lebih tepatnya putus asa melihat hasil pekerjaan Elizabeth siang itu di kebun. Petak-petak sayurnya berantakan, beberapa selada kehilangan daunnya, petak lobak dan bit berlubang dimana- mana, beberapa tanah berserakan disana-sini, belum lagi kebun bunganya yang biasa tertata rapi dan berbunga indah, sekarang didapatinya berantakan seperti habis diterpa badai. Beberapa pokok mawarnya gundul, sebagian batang dan rantingnya menghilang, sebagian pohon bunganya yang lain lagi seperti terpangkas dengan bentuk tidak karuan, sebagian miring, sebagian melengkung, bunga-bunganya menghilang dan kebunnya terlihat sepi dan sangat menyedihkan. Dengan pekikan segalak elang Bibi Charllote memanggil Elizabeth.
Dan disanalah, disudut perapian di ruang keluarga, dalang dari semua kekacauan itu didapatinya sedang menyusun jambangan bunga dan mengisinya dengan apa yang mirip dari hasil kebunnya, pakis, sayur, bunga-bunga liar dan sebagian besar ranting-ranting bunga mawar kesayangannya.
“ Eliz....” panggil Bibi Charllote sambil memegangi dadanya menahan emosi, “ Apa sebenarnya yang telah kau lakukan dengan kebunku?, tanyanya
Elizabeth menghentikan sejenak kegiatannya dan memandangi hasil karyanya, “ Aku ingin merangkai bunga...” jawabnya sambil lalu.
“ Aku menyuruhmu membersihkan dan menyiangi rumput, bukan memindahkan hasil kebunku kedalam rumah, dan mengacaukan tanamanku”, jelas Bibi Charllote, “ Dan jujur saja, merangkai bunga tidak cocok untukmu ”.
Elizabeth mendesah, “ Arrrggghhhh....aku mencoba mengeluarkan sisi femininku, tidak tahukah bibi aku mencoba berkreasi?”
“ Kalau itu yang kau coba lakukan, jelas aku bukan orang yang tepat untuk itu dan aku tidak mengerti sisi femininmu yang sebelah mana yang kau coba tampakan disini.”
Elizabeth memonyongkan bibirnya tidak setuju. Bibi Charllote menghela nafas, katanya,” Sudahlah, mari kita istirahat, sudah mendekati saat makan siang, aku akan memasak dan kau, sana bersihkan dirimu dan JANGAN SENTUH LAGI KEBUNKU!”.
Elizabeth menurut. Tidak ada gunanya membantah. Sebenarnya dia juga merasa bersalah dan kasihan kepada bibinya. Maka setelah mandi dan membersihkan diri Elizabeth mencoba membantu ehem...menganggu bibinya sesedikit mungkin. Dan ternyata Bibi Charllote telah mempersiapkan tugas khusus untuknya setelah makan siang. Karena Pak Montgomery dan Paman Henry bekerja diladang nan jauh disana, mereka tidak makan siang dirumah dan biasanya membawa bekal masing-masing. Tapi berhubung Elizabeth butuh penyaluran energi jadi Bibi Charllote memutuskan untuk mengirimi mereka camilan dan kue-kue untuk dinikmati sore hari saat minum teh.
Maka dengan menaiki sepeda kesayangannya sore itu Elizabeth menuju ke ladang Bradford sekitar 1 mil dari rumahnya.





1 komentar:

  1. Mana lanjutannya? Ditunggu cerita berikutnya yaaa......;-)

    BalasHapus