Rabu, 21 Januari 2015

Borobudur Now and Then

Saat pertama kali mendengar kata "pulang", ingatan saya langsung tertuju pada salah satu lokasi wisata di Jawa Tengah, tepatnya di Magelang. Tempat itu pernah masuk sebagai tujuh keajaiban dunia yang akhirnya tergeser oleh salah satu obyek wisata di Korea.



When the first time I heard word of "go home", my mind will fly to a lovely tourism object in Central Java. It is on Magelang. This place was included in the Seventh wonder before it was replaced by a tourism object in Korea.


Borobudur - menurut anda, dimanakah letak sebenarnya? Apakah ia di Jogja atau di Jawa Tengah? Saat saya berada jauh dari tempat saya lahir dan penduduk setempat menanyakan darimana asal saya, mereka sering terlonjak dengan semangat dan mengungkapkan keinginan mereka untuk pergi ke Borobudur saat saya mengatakan bahwa saya datang dari Jogja. Namun, perlu diketahui bahwa candi megah ini milik Jawa Tengah, walaupun saat anda berjalan-jalan di pasar seninya, anda akan bertemu dengan banyak tulisan "I love Jogja."



Borobudur - do you know exactly where it is located? Is it Jogjakarta or Central Java? When I was far away from my town and local people asked me where did I come from, they always excited and said that they wanted to visit Borobudur every time I mentioned that I am from Jogjakarta. But, did you know that this wonderful temple is belong to Central Java even though you will find words "I love Jogja" on their crafts which they sell on their art market. 



Baik, kita tinggalkan kebingungan identitas wilayah tersebut. Saya akan membawa anda bagaimana cara "menikmati" wisata di Borobudur.



Well, I didn't mean to discuss about this confusion. I would like to tell you how to "enjoy" trip on Borobudur. 

Saat saya datang ke Borobudur dan melihat sekelompok anak sekolah yang sedang berdarma wisata itu, saya merasa bahwa mereka tidak menemukan poin pentingnya mengunjungi tempat ini. Intinya, mereka hanya senang karena sudah sampai di salah satu keajaiban dunia, atau mereka bisa selfie dengan teman-teman mereka.



When I arrived in Borobudur and I saw a group of students who were doing study tour, I think that they didn't get the points of visiting this temple. Here, they might be excited of visiting the wonder world or doing selfie with their friends or just shopping in the art market.



Di sini, saya melihat ada yang salah! Oleh karena itu, saya ingin mengajak anda untuk mengenal Borobudur dengan cara yang sederhana. 

Then, I was thinking, there was something wrong here. Because of my simple thought, I would like to get to know to Borobudur in a simple way.



Borobudur bukan hanya sekedar tumpukan batu berukir yang menceritakan kehiduan Sidharta Gautama yang didirikan pada masa Wangsa Syailendra atau tempat ibadah umat Budha. Namun, Borobudur adalah gambaran filsafat yang dalam mengenai ajaran kehidupan.



Borobudur is not just sorting stones which telling about the life of Sidharta Gautama which was set up by Wangsa Syailendra or a temple which is used by Buddhists to held ceremony.

Terlepas dari pemahaman ajaran Budha, Borobudur bukan semata-mata penggambaran isi kitab Tripitaka, tetapi pada peng-aplikasiannya.



Instead of Buddhism, Borobudur is not just the points of Tripitaka, but it is about the application of Tripitaka itself.

Mungkin anda bingung dengan pernyataan saya di atas. Apabila anda bingung, maka jawablah pertanyaan ini. Saat anda tiba di Borobudur, bagaimana cara anda mencapai puncak tertinggi Borobudur? Apakah dengan berjalan melingkar atau langsung mendaki ke atas. 

Maybe you are confusing with my statements above. If you confuse, then answer this question. How did you get to the top of Borobudur? Did you step it right through to the top or you walk on the path?



Dalam hidup ini, ada dua sifat orang dalam mencapai tujuannya. Pertama, seseorang yang tergesa-gesa agar ia segera mendapatkan yang ia mau. Seperti saat anda mendaki tangga Borobudur. Saat anda menginjak tangga pertama, anda akan melihat ke atas dan mengeluh "jauhnya." Kemudian dengan terengah-engah dan lutut gemetar, anda akan berusaha mencapai stupa teratas. Begitu anda tiba di stupa teratas, anda akan berkata, "apa ini? Bosan! Hanya tumpukan batu!" dan anda turun dengan kecewa. 

There are two types of person on how they get their purpose of life. First category, a person who likes to do things in hurry. They want to get what they want immediately. Just like when you reach the top of Borobudur. When the first time you step on the stair, you look above and gaze, then you will think that it is very far. You climb it with your anger and disappointment, "what is this? Just stone!" then you will hurriedly get down, and you get nothing then disappointment. 



Kemudian, tipe orang kedua. Ia adalah orang yang menikmati proses pencapaian tujuannya walaupun ia terlihat sedikit lambat dari target yang ditetapkan oleh orang lain. Seperti saat anda berjalan naik ke puncak Borobudur dengan cara berjalan melingkar. Saat anda berjalan melingkar, anda akan disuguhi berbagai keindahan, seperti relief-relief yang tergambar pada dinding Borobudur, atau menikmati pemandangan cantik di bawah Borobudur. Saat anda turun, anda bisa menceritakan kepada semua orang mengenai maha karya Wangsa Syailendra yang indah ini. 



Then, the second category, they are people who enjoy the process on how to get what their purpose in live even though they might be late from target that targeted by others. Just like climb up the Borobudur while following the paths. When you walk on the paths of Borobudur, you will see how wonderful the reliefs or how wonderful the landscape down there or what amazing story was that. And when you get down the hill, you will be amazed with the maestro of Wangsa Syailendra. 

Poin lain yang saya dapatkan saat saya berjalan menyelusuri lorong-lorong di candi Borobudur adalah berikut ini;

Here are the points that I got while visiting Borobudur:

Untuk melihat sesuatu yang besar dengan jelas, maka anda harus berdiri di kejauhan dan melihatnya dari jauh. Maka anda akan tahu apa yang sebenarnya sedang anda lihat.



If you want to see clearly something big, you have to see it from far. So, you will see it clearly.
Untuk memahami pahatan cerita (relief) hidup anda, anda harus berdiri di kejauhan dan melihatnya secara global, agar anda mampu memahami keindahannya.



If you want to understand your life story (reliefs), you have to see it from far away and see it globally, so you willl understand about the beauty of your life. 

Borobodur terbuat dari tumpukan batu berpahat. Saat anda berada di dalamnya, anda tidak menemukan apa-apa (hanya cerita bergambar yang tidak jelas dan kabur). Tetapi kekosongan itu tampak megah saat anda melihat dari kejauhan. Kosong adalah isi, isi adalah kosong (pokok ajaran Budha).



Borobudur was just a life story which was drawing in stones. When you are standing inside of the building, you will find nothing but just stones and a blur life story. But the emptiness will look great when you see it from far away. Empty is full, full is empty (the point of Buddhism),